Selasa, 25 September 2007

tugas SI

Trend Sistem Informasi

ARTIKEL 1

Peran Sistem Informasi pada Manajemen Program Community Development
Manajemen Proyek
Manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan (kepemimpinan) dan pengawasan (pengendalian) untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada suatu proyek.
Berdasarkan definisi di atas maka dapat difahami bahwa fungsi manajemen amatlah berarti bagi nasib suatu proyek atau organisasi. Penjelasan ringkas dari definisi di atas diberikan sebagaimana uraian berikut ini.

Perencanaan
Dalam istilah manajemen, perencanaan adalah berfikir sebelum berbuat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pada proses perencanaan ini, hal-hal yang perlu dilakukan adalah memilih sarana-sarana yang efektif dalam pembiayaan dan produktifitas, memperoleh gambaran ynag jelas tentang bentuk operasional dari seluruh kelompok aktivitas pekerjaan, masa operasional, penanggungjawab operasional dan kapabilitasnya, serta penetapan kebijakan-kebijakan.

Pengorganisasian
Setelah apa yang akan dilakukan telah diputuskan pada fase perencanaan, maka perlu dibuat sistem pengorganisasian untuk melaksanakannya Organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan.
Pengorganisasian adalah suatu proses penyusunan kaidah-kaidah untuk melaksanakan apa yang telah ditentukan dalam perencanaan. Hal yang demikian disebut penetapan kebijakan. Pada proses pengorganisasian perlu untuk memperhatikan sasaran proyek, karena sasaran yang berbeda membutuhkan mekanisme pengorganisasian yang berbeda pula.

Pengarahan
Pengarahan atau kepemimpinan berfungsi untuk mengatur dan memotivasi karyawan untuk melakukan tugas-tugasnya secara efektif.

Pengawasan atau Pengendalian
Pengawasan merupakan tugas seorang manager proyek dalam memastikan bahwa pelaksanaan tugas / aktifitas organisasi dalam mencapai tujuan telah berlangsung sesuai prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kebutuhan Informasi di Proyek Community Development
Guna mendukung berlangsungnya proses manajemen tersebut maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan informasi yang valid dan reliabel sehingga proses-proses tersebut dapat berjalan secara berkesinambungan dan teratur.
Dalam menjalankan misinya untuk membangun masyarakat yang mandiri, berswadaya, mampu mengadopsi inovasi, dan memiliki pola pikir yang kosmopolitan, maka proyek Community Development tentunya membutuhkan berbagai informasi yang terkait dengan :
1. Masyarakat itu sendiri
2. Pelaku proyek
3. Profil tiap lokasi proyek
4. Progress kegiatan proyek
5. Pelaporan di setiap progress
6. Permasalahan
7. Governance
Informasi merupakan kebutuhan di hampir semua sektor aktifitas proyek, karena semakin lengkap dan valid informasi yang diterima maka pengambilan keputusan akan semakin mudah dilakukan.

ARTIKEL 2

ERP Sebagai Trend Sistem Informasi Dewasa

Dari semua pengembangan teknologi sistem informasi dewasa ini, satu sistem informasi yang didesain untuk
mendukung keseluruhan unit fungsional dari perusahaan adalah Enterprise Resource Planning atau ERP. ERP
adalah paket software yang memenuhi kebutuhan perusahaan dalam mengintegrasikan keseluruhan
aktivitasnya, dari sudut pandang proses bisnis di dalam perusahaan atau organisasi tersebut.
Software ERP adalah salah satu sistem informasi yang tercanggih dan juga termahal yang bisa didapatkan pada
awal abad 21 ini. Untuk dapat mengadopsi teknologi ERP, suatu perusahaan tidak jarang harus menyediakan
dana hingga milyaran rupiah. Dana sebesar itu harus disediakan untuk investasi paket software ERP,
hardware berupa server dan desktop, database dan operating system software, high performance network,
hingga biaya konsultasi untuk implementasi. Meskipun dihalangi oleh biaya investasi yang besar,
banyak perusahaan di dunia –termasuk Indonesia– seperti berlomba-lomba untuk mengadopsi sistem
informasi ini. Hal ini karena paket software ERP yang diimplementasikan secara baik akan menghasilkan return
terhadap investasi yang layak dan dalam waktu cepat.
Karena ERP menangani seluruh aktivitas dalam organisasi, ERP membawa budaya kerja baru dan
integrasi dalam organisasi. ERP mengambil alih tugas rutin dari personel –dari tingkat operator hingga
manajer fungsional– sehingga memberikan kesempatan kepada sumber daya manusia perusahaan untuk
berkonsentrasi dalam penanganan masalah yang kritis dan berdampak jangka panjang. ERP juga membawa dampak
cost efficiency yang signifikan dengan adanya integrasi dan monitoring yang berkelanjutan terhadap
performance organisasi. Pendeknya, ERP bukan hanya suatu software semata, namun suatu solusi terhadap
permasalahan informasi dalam organisasi.

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) dapat
didefinisikan sebagai software information system
berbasis komputer yang dirancang untuk mengolah dan
memanipulasi suatu transaksi di dalam organisasi dan
menyediakan fasilitas perencanaan, produksi dan
pelayanan konsumen yang real-time dan terintegrasi.
(O’Leary, 2000)
Secara khusus, sistem ERP dapat dikatakan mempunyai
karakteristik sebagai berikut (O’Leary, 2000):
· Dirancang sebagai software bertipe client-server,
baik secara tradisional maupun berbasis web
· Mengintegrasikan sebagian besar atau mayoritas
proses bisnis dalam organisasi
· Mempunyai kemampuan untuk mengolah sebagian besar
transaksi yang terjadi dalam perusahaan
· Menggunakan enterprise-wide database yang merekam
setiap data sebanyak satu kali
· Data dapat diakses secara real-time
· Mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikan
perencanaan dan eksekusi transaksi
Karakteristik yang juga dimiliki oleh sebagian
software ERP adalah:
· Mendukung sistem informasi dalam multi-kurs dan
multi bahasa
· Mempunyai solusi spesifik untuk suatu industri
· Dapat dicustomisasi tanpa merubah bahasa program
Jacobs dan Whybark (2000) secara singkat
mendeskripsikan ERP sebagai pengintegrasian seluruh
resources di dalam organisasi (enterprise) dari sudut
pandang informasi.
Beberapa macam paket software ERP (of the shelf) yang
populer di pasaran di antaranya (Akerkar, 2002) :
· BaaN
· MFG/PRO
· Marshal
· MAMIS
· JD Edwards
· Oracle
· SAP

Keistimewaan ERP dibandingkan teknologi sistem
informasi lainnya terletak pada sifatnya yang
terintegrasi, sehingga ERP mampu mengatasi banyak
permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Misalnya,
manajemen material, masalah pengendalian mutu,
produktivitas karyawan, pelayanan pelanggan, manajemen
kas, masalah inventori, dan lain-lain.
ERP system memberikan kepada organisasi penggunanya
suatu model pengolahan transaksi yang terintegrasi
dengan aktivitas di unit lain dalam organisasi,
contohnya integrasi antara produksi dengan sumber daya
manusia. Dengan mengimplementasikan proses bisnis
standar perusahaan dan database tunggal (single
database) yang mencakup keseluruhan aktivitas dan
lokasi di dalam perusahaan, ERP mampu menyediakan
integrasi di antara aktivitas dan lokasi tersebut.
Sebagai hasilnya, ERP system dapat mendorong ke arah
kemampuan decision-making yang lebih baik dengan
parameter yang terukur secara kuantitatif, seperti
misalnya penurunan inventory level, pengurangan
personel, percepatan pengolahan laporan keuangan, dan
lain-lain. (O’Leary, 2000)
Keunggulan ERP yang biasanya dijadikan alasan bagi
perusahaan untuk mengimplementasikan ERP dalam sistem
informasinya adalah (O’Leary, 2000):
· ERP mengitegrasikan aktivitas perusahaan
Pemrosesan data di dalam ERP system terjadi secara
cross-functional dengan data yang terhimpun dalam satu
sistem sehingga menyebabkan hilangnya batas antar unit
atau lokasi dalam organisasi
· ERP memberikan kesempatan untuk mengadopsi best
practice
Paket software standard ERP terdiri dari ribuan atau
bahkan lebih best practice dari proses bisnis yang
dapat meningkatkan performance dan produktivitas
perusahaan bila diimplementasikan
· ERP memberikan kemampuan standarisasi dalam
organisasi
Standarisasi yang dimaksud adalah penyamaan proses
bisnis di lokasi-lokasi yang berbeda di dalam satu
perusahaan untuk kepentingan efisiensi dan konsistensi
image terhadap konsumen
· ERP menghindarkan terjadinya information asymetry
Karena ERP menggunakan single database, maka akan
menghindarkan terjadinya monopoli informasi di suatu
unit organisasi, meningkatkan kemampuan kontrol,
meningkatkan kemampuan decision-making dan
menghindarkan pekerjaan yang sia-sia dalam penyiapan
informasi atau input data di lebih dari satu tempat
· ERP menyediakan informasi secara real-time dan
on-line
Dimungkinkan dengan terhubungnya semua end-user
perusahaan dalam satu sistem informasi secara on-line
· ERP memberikan keleluasaan untuk mengakses data
perencanaan dan controlling secara simultan
Dengan penggunaan single database, semua user dalam
organisasi dapat mengakses suatu data secara simultan,
memberikan kemampuan perencanaan dan controlling
yanglebih konsisten
· ERP memberikan fasilitas komunikasi dan kolaborasi
di dalam satu perusahaan
ERP memberikan kemampuan kepada user dari berbagai
fungsi dan lokasi dalam organisasi untuk berkomunikasi
dan kolaborasi dengan adanya proses yang saling
berhubungan. Adanya proses yang standar juga
mengurangi potensi konflik.
· ERP memberikan fasilitas komunikasi dan kolaborasi
antar perusahaan
Trend bisnis modern saat ini adalah untuk
mengintegrasikan database organisasi kepada organisasi
partner untuk kepentingan procurement atau yang lain.
Untuk mendukung keperluan tersebut, diperlukan single
repository (data storage) bagi seluruh organisasi yang
terlibat, dan kemampuan ini dimiliki oleh ERP.

ARTIKEL 3

Sistem Informasi Manajemen Perencanaan Pembangunan Nasional

Sistem informasi telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dan terbukti sangat berperan dalam kegiatan perekonomian dan strategi penyelenggaraan pembangunan. Keberadaan sistem informasi mendukung kinerja peningkatan efisiensi, efektivitas dan produktivitas organisasi pemerintah dan dunia usaha, serta mendorong pewujudan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sistem informasi yang dibutuhkan, dimanfaatkan, dan dikembangkan bagi keperluan pembangunan daerah adalah sistem informasi yang terutama diarahkan untuk menunjang perencanaan pembangunan daerah. Hal ini perlu diingat karena telah terjadi perubahan paradigma menuju desentralisasi di berbagai aspek pembangunan. Salah satu paradigma baru itu adalah perihal perencanaan pembangunan daerah. Mulai tahun 2001, seiring dengan pemberlakuan UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999, maka perencanaan pembangunan daerah telah diserahkan kepada pemerintah daerah. Dan dengan terbitnya UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Dengan demikian, kiat di balik desentralisasi adalah peningkatan pelayanan kepada masyarakat, partisipasi dalam perencanaan pembangunan, dan pencapaian akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi. Telah banyak dikembangkan sistem informasi yang berbasis data perencanaan pembangunan, yang beroperasi baik di pusat maupun di daerah. Akan tetapi, harus diakui bahwa pada umumnya sistem informasi yang telah dikembangkan itu hanya menyangkut aspek tertentu dalam perencanaan pembangunan. Misalnya, Sistem Informasi Manajemen Departemen Dalam Negeri (Simdagri) dan SIM Daerah (Simda), yang penerapan pengelolaannya di daerah dilakukan oleh Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) di daerah. Contoh lain adalah yang berkaitan dengan aspek ruang, yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG), yang dikembangkan melalui proyek berbantuan luar negeri Land Resources Evaluation and Planning (LREP) dan Marine Resources Evaluation and Planning (MREP); atau sistem informasi yang menyangkut aspek lingkungan, seperti Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup Daerah (NKLD) serta Neraca Sumber Daya Alam dan Spasial Daerah (NSASD) di setiap daerah. Dengan adanya Sistem Informasi dan Manajemen Perencanaan Pembangunan Nasional (Simrenas) ini, diharapkan dapat menata berbagai aspek data perencanaan pembangunan secara terintegrasi dan komprehensif, baik dalam hal struktur, jenis maupun format data untuk perencanaan pembangunan.

ARTIKEL 4

Retail Tanpa Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Pengelolaan informasi Retail biasanya dikerjakan secara manual. Tanpa penggunaan SIM, maka pendataan transaksi jual beli dan inventori Retail dicatat dalam buku.
Kelemahan – kelemahan yang dapat ditemukan dalam kasus ini ialah :
Membutuhkan waktu lebih lama dalam melayani transaksi pembayaran, karena harus dihitung secara manual atau dengan kalkulator.
Memerlukan waktu untuk memantau inventori stok obat yang ada (stock opname).
Memerlukan waktu dalam pembuatan laporan – laporan, karena karyawan harus membuka kembali data-data yang ada, sehingga pekerjaan menjadi kurang efektif.
Kemungkinan adanya data – data yang hilan gkarena tidak / lupa tercatat.
Retail Dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM Retail (Retail Software / Software Ritel / Perangkat Lunak Untuk Ritel) dibuat untuk menangani bagian point of sales kasir dan inventori dari suatu Retail, yaitu dengan cara menyediakan kemampuan untuk menangani transaksi beli dan jual yang dibayar tunai ataupun kredit. Juga untuk menyajikan laporan laporan sehingga keputusan yang diambil manajer lebih tepat sasaran.
Sistem aplikasi ini dirancang untuk digunakan secara mudah baik dengan keyboard dan mouse atau dengan barcode scanner sebagai alat memasukkan data. Sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat. Laporan yang disediakan ada dua macam yaitu laporan standar yang terdiri dari 19 macam dan laporan statistik dan analisa trend yang terdiri dari 4 macam. Dengan banyaknya laporan yang disediakan, maka akan cukup untuk memenuhi lingkup proses di Retail. Masing masing tipe laporan tersebut bisa dihasilkan dengan rentang waktu yang flexible yang bisa ditentukan sendiri, sehingga memudahkan untuk pengamatan hasil kerja atau berjalannya manajemen dari Retail.
Kelebihan – kelebihan (lebih detail ada dibagian bawah) yang diperoleh Retail dengan menggunakan SIM ini adalah :
membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam melayani transaksi pembayaran, karena SIM atau mesin kasir dapat menghitung secara automatis
Pemantauan arus kas, inventori / stok produk yang ada dapat dilakukan secara cepat
Pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran, misalnya pemilihan produk / obat obat mana saja yang lebih diperbanyak karena dengan menggunakan laporan statistik, bisa diketahui produk / obat obat mana saja yang paling diminati masyarakat (paling laris).
Informasi Detail Mengenai :
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
RETAIL
Penggunaan Applikasi :
Aliran proses dari penggunaan SIM Retail ini adalah, pengisian data, melakukan transaksi kemudian pembuatan laporan dan analisa statistik produk. Hak Akses untuk applikasi bisa dibatasi dari menu sekuriti, sehingga sebagai misal tidak sembarang orang bisa melakukan transaksi penjualan, pembuatan laporan dan lain lain. Semua aktivitas dari setiap pengguna dalam pemakaian applikasi ini tercatat secara rinci mendetail, dan hanya bisa dilihat oleh pengguna dengan hak administrator sehingga penyalahgunaan applikasi bisa di minimalisir.
Manajemen Data :
Data data yang bisa di dimasukkan ke dalam sistem dan kemudian di pergunakan untuk mendukung kerja aplikasi adalah data Kategori Produk, data Supplier, data Produk, data Paket / Parcel, data Produk Alternatif dan data Pelanggan. Data data diatas harus diisi terlebih dahulu supaya transaksi bisa dilakukan dengan benar dan laporan bisa dibuat dengan baik

Manajemen Transaksi :
Transaksi ada 2 macam yaitu Penjualan dan Pembelian. Tipe transaksi Penjualan terdiri dari 2 macam yaitu :
1. Penjualan Tunai , untuk pelayanan dengan pembayaran secara cash (bisa uang tunai maupun kartu kredit dan cara bayar lainnya)
2. Penjualan Kredit, untuk pelayanan kepada pelanggan yang pembayarannya bisa dikredit atau dibayar belakangan.
Tipe transaksi Pembelian juga terdiri dari 2 macam yaitu Pembelian Tunai dan Pembelian Kredit, Dari Penjualan dan Pembelian Secara kredit maka tentunya akan ada piutang maupun hutang, penanganan masalah piutang dan hutang yang dicicil maupun dilunasi diatur oleh fungsi manajemen piutang dan hutang.

Entri saat transaksi Penjualan maupun Pembelian, saat harus mengisikan kode produk bisa dilakukan dengan barcode scanner untuk memudahkannya, bisa juga dengan keyboard memilih daftar produk yang tersedia. Saat Transaksi jual akan ada option untuk memilih apakah akan mencetak bon atau tidak, seandainya tidak tercetak tapi ternyata dibutuhkan oleh client, maka bon bisa dicetak dengan utility re-print, sehingga bon bisa dicetak kapan saja.

Selain transaksi normal diatas, disediakan juga menu transaksi retur, baik untuk penjualan maupun pembelian. , serta modul pemesanan yang akan membuat surat pesanan, dari pesanan ini bisa dirubah menjadi pembelian, saat pesanan tersebut tiba.
Laporan :
Laporan ada 2 macam yaitu Laporan Standar dan Statistik / Analisa Trend,
Laporan Standar terdiri dari 22 macam laporan yaitu
1. Arus Kas,
2. Penjualan Tunai,
3. Penjualan Kredit,
4. Penjualan per Kategori,
5. Pembelian Tunai,
6. Pembelian Kredit,
7. Keuntungan,
8. Hutang,
9. Piutang,
10. Penerimaan Non Tunai,
11. Stok Reorder,
12. Stok Opname,
13. Produk Kadaluarsa,
14. Data Kategori,
15. Data Supplier,
16. Data Produk,
17. Data Paket / Parcel,
18. Data Produk Alternatif,
19. Data Pelanggan
20. Retur Penjualan
21. Retur Pembelian
22. Data Nilai Produk
Laporan laporan diatas bisa dibuat berdasar rentang waktu yang flexible yaitu hari ini, antara 2 tanggal atau keseluruhan data yang ada di buat laporannya.
Laporan Statistik digunakan untuk mengamati pada periode periode yang dipilih, produk produk mana saja yang jumlah jual atau keuntungannya yang paling baik, sehingga keputusan yang tidak merugikan untuk pengadaan suatu produk bisa dilakukan dengan mempertimbangkan minat masyarakat terhadap produk berdasarkan statistik yang dihasilkan tersebut, Sedangkan Analisa Trend digunakan untuk mengamati naik turunnya jumlah atau keuntungan dari setiap produk berdasar rentang waktu yang dipilih, baik secara per minggu (pengamatan per hari), per bulan (pengamatan tiap 10 hari ) dan per tahun (pengamatan per kuartal atau per bulan)
Tools :
Disini adalah fitur fitur dari aplikasi untuk melihat aktivitas yang dikerjakan pada aplikasi ini atau untuk memaintenance aplikasi diantaranya adalah : Sekuriti (untuk memberi hak akses kepada pengguna, apakah dia hanya bisa menangani transaksi penjualan saja, pembelian saja, apakah bisa membuat laporan dll), Options (menu untuk setting aplikasi, misal nomer transaksi berikutnya, alamat retail, persentase PPn dll), Aktivitas Pengguna yaitu History login (pencatatan tanggal dan jam pemakaian aplikasi oleh setiap pengguna), History Pembelian, History Penjualan, Histori Mendetail mengenai Keluar Masuk Barang dan History Penghapusan Transaksi, Stok Opname (penyesuaian jumlah produk yang dicatat dalam sistem dengan jumlah sebenarnya, baik penambahan maupun pengurangan), Stok Reorder (informasi mengenai produk produk mana saja yang harus di order ulang)
Sistem yang digunakan :
Aplikasi SIM ini dibuat dengan sistem multi client, sehingga bisa digunakan oleh retail dengan satu kasir maupun banyak, kemampuan lainnya adalah :
pekerjaan dan pemantauan keseluruhan sistem Retail bisa dilakukan di lebih dari 1 komputer, dan komputer komputer ini terhubungan dengan jaringan ethernet
database yang digunakan adalah database Microsoft SQL Server dengan kapasitas maksimum sangat besar hampir tidak terbatas sesuai kemampuan operating system

Kebutuhan Software :
Aplikasi ini membutuhkan sistem operasi yang berbasis windows dengan minimal sistem operasi Untuk aplikasi adalah Windows 98, sedangkan untuk database nya minimal harus menggunakan sistem operasi Windows 2000. Sehingga bila database dan aplikasi hendak disatukan didalam sebuah komputer, maka sistem operasi minimal adalah windows 2000, tapi bila digunakan dalam suatu jaringan yang terpisah, maka, aplikasi dan server database bisa dipasang pada komputer dengan sistem operasi minimal diatas. Monitor yang digunakan adalah flexibel, tapi minimal sebaiknya harus mampu berada dalam resolusi 800×600 pixel

Kebutuhan Hardware :
Secara mendasar, aplikasi ini akan berjalan pada konfigurasi hardware komputer yang bisa mendukung sistem operasi diatas. Semakin cepat konfigurasi hardware komputer, maka semakin cepat pula aplikasi ini dapat berjalan. Printer yang sudah di tes berjalan dengan baik adalah printer Epson LX-300 dan LX-800. Khusus untuk pemasangan aplikasi dan database yang terpisah maka komputer harus dilengkapi network card agar bisa membentuk jaringan dengan komputer lainnya.

Screen Capture:
Link keseluruhan Tampilan tampilan dari aplikasi bisa dilihat dengan permintaan kepada kami di me@aespesoft.com, untuk sebagian tampilan bisa diakses disini.
Harga :

Contact Untuk Pembelian / Pertanyaan :
agungsp2000@yahoo.com (mohon baca note)
Alhamdulillah, Aplikasi yang saya develop sudah cukup matang (> 3 tahun) dan sampai saat ini belum ada laporan error dari klien saya, jadi walaupun tidak dihandel full day oleh saya, Insya Allah Aplikasi sudah stabil dan dilengkapi dengan file help yang cukup detil (kurang lebih 100 topik)
CD Demo dan Pembayaran :
CD demo akan dikirimkan setelah mengirimkan down payment sebesar Rp 100.000,00 aplikasi dalam cd demo ini berfungsi penuh (kecuali mencetak) selama 2 minggu, setelah itu aplikasi tidak bisa berjalan lagi.
Setelah dua minggu aplikasi diputuskan jadi dibeli maka aplikasi bisa berfungsi penuh kembali sesudah dimasukkan serial number. serial number bisa didapatkan via sms setelah biaya harga sudah ditransfer penuh. Bila setelah 2 minggu aplikasi tidak jadi dibeli maka mohon maaf biaya tidak bisa dikembalikan.

ARTIKEL 5

KONSEP DASAR SIG
DEFINISI
Sistem Informasi
Menurut Lucas dalam PHPA dan WWF (1997), sebuah sistem adalah suatu himpunan atau variable yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu serta mempunyai tujuan dan sasaran. Sedangkan American National Standard Institute Inc menyebutkan bahwa sistem adalah serangkaian metode, prosedur, atau teknik yang disatukan oleh interaksi yang teratur sehingga membentuk suatu kesatuan yang terpadu. Selanjutnya Lucas, menyebutkan informasi sebagai sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajad kepastian tentang suatu keadaan atau kejadian dan sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.
Nilai suatu informasi tergantung pada banyak hal termasuk waktu, konteksnya, biaya pengumpulan, penyimpanan, manipulasi dan presentasi. Informasi dan komunikasi adalah satu dari kunci proses pembangunan dan merupakan karakteristik dari “contemporary societies”. Dalam lingkup tugas diharapkan, ada dua macam sistem informasi yang dapat diidentifikasikan (Meguire dalam Akbar 1995), yaitu: transaction processing system dan decision support system. Pada transaction processing system, penekanannya adalah pencatatan/recording dan “manipulasi” pada setiap kegiatan. Contoh populer adalah pada kegiatan perbankan dan reservasi penerbangan. Pada decision support system, penekananya adalah pada manipulasi, analisis, dan secara khusus pada pemodelan untuk kepentingan mendukung pengambil keputusan seperti manajer perusahaan, politis dan pejabat pemerintah.
Geografi
Geografi berasal dari gabungan kata geo dan graphy. Geo berarti bumi, sedangkan graphy berarti proses penulisan, sehingga geografi berarti penulisan tentang bumi. Secara ringkas pengertian geografi mencakup hubungan manusia dengan tempat mereka berpijak dan mnguasai sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu alat dalam melukiskan keruangan adalah dalam bentuk informasi hubungan spasial yang dikenal sebagai peta. Peta merupakan cara komunikasi grafis dari pembuat peta mengenai aspek spasial permukaan bumi, baik ukuran kecil ataupun seluruh permukaan bumi.
Data dan Informasi
Data dan informasi itu sendiri perlu disepakati definisinya. Data adalah “bahan mentah” sedangkan informasi adalah data yang telah diolah sedemikian rupa, dianalisis serta ditampilkan dalam bentuk-bentuk tertentu sehingga mempunyai nilai tambah dan kegunaan. Tetapi keduanya terikat erat satu sama lain, agak sukar mengatakan yang satu lebih penting dari yang lainnya.
Data dan informasi yang berdimensi geometris-teknis misalnya berupa peta, baik yang berupa peta dasar maupun tematis dan teknis. Kemudian juga berupa gambar-gambar teknis dan aturan perangkatnya, misalnya lebar jalan, jarak fasilitas pelayaran umum dengan permukiman dan lain sebagainya.
Sedangkan dimensi sosial budaya dari data dan informasi suatu wilayah banyak sekali, misalnya kultur masyarakat, tingkat pendidikan, komposisi penduduk, dan lain-lain.
Peta dan Pemetaan
Peta merupakan penyajian secara grafis dari kumpulan data yang mentah maupun yang telah dianalisis atau informasi sesuai lokasinya. Dengan kata lain peta adalah bentuk sajian informasi spasial mengenai permukaan bumi untuk dapat dipergunakan dalam pembuatan keputusan. Supaya bermanfaat, suatu peta harus dapat menampilkan informasi secara jelas, mengandung ketelitian yang tinggi, walaupun tidak dihindari harus bersifat selektif, dengan mengalami pengolahan, biasanya terlebih dahulu ditambah dengan ilmu pengetahuan agar lebih dapat dimanfaatkan langsung oleh pengguna.
Informasi dapat dipandang sebagai data yang telah ditambah dengan pengetahuan untuk mengekstrak maknanya. Misalnya kita ingin menyajikan data mengenai jumlah penduduk pada suatu kabupaten. Dengan hanya menyajikan data hasil sensus, mungkin maknanya kurang jelas walaupun data tersebut telah disajikan dengan keadaan sebenarnya. Mengolah data tersebut secara statistic, menyajikannya dalam bentuk terkelaskan berdasar kelompok umur, jenis kelamin, dll, akan jauh lebih bermakna. Penyajian langsung adalah poenyajian data, sedangkan penyajian yang terakhir adalah penyajian informasi yang dalam hal ini disebut dengan pemetaan.
S I G
Cukup sulit untuk memberi batasan Sistem Informasi Geografis (selanjutnya disebut SIG atau GIS : Geographic Information System) karena banyaknya cara untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikannya. Penekanan-penekanan dalam SIG juga beraneka ragam. Beberapa berpendapat bahwa perangkat lunak dan keras adalah fokus utama, sedangkan yang lain berpendapat bahwa intinya adalah proses informasi/aplikasi.
ESRI (1989) mendefiniskkan SIG sebagai : An organized collection of computer hardware, software, geographic data and personnal designed to efficiently capture, store, update, manipulate, analyze, and display all forms of geographicaly referenced information (kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang didisain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. Pada bagian lain ESRI meringkasnya, SIG sebagai A computer system capable of holding and using data describeing places on the earth’s surface (sistem komputer yang mampu menangani dan menggunakan data yang menjelaskan tempat pada permukaan bumi).
Dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan suatu alat, metode, dan prosedur yang mempermudah dan mempercepat usaha untuk menemukan dan memahami persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dalam ruang muka bumi. Keywords yang menjadi titik tolak perhatian SIG adalah lokasi geografis dan analisis spasial yang secara bersama-sama merupakan dasar penting dalam suatu sistem informasi keruangan

DATA / INFORMASI SPASIAL
Dimensi
Unsur data/datum dalam SIG memiliki 3 “dimensi”/aspek/label : (1) dimensi keruangan (spatial dimensions) yang menunjuk pada sifat ruang atau lokasi geografi di permukaan bumi; (2) dimensi waktu (temporal dimensions) saat dalam suatu waktu/periode tertentu; dan (3) dimensi tematik, dimensi ini menerangkan apa yang diukur seperti bentuk, kedalaman, variabel. Kadang-kadang dimensi tematik ini disebut sebagai dimensi topikal atau dimensi karakteristik.
Komponen
Pada dasarnya ada 5 komponen atau tahap yang perlu diperhatikan dalam konsepsi, disain, pengembangan, penerapan dan pembinaan suatu sistem informasi, yaitu:
1.Spesifikasi Data : menyangkut penentuan himpunan data set dan format data (cara bagaimana unsur data disimpan) yang keduanya merupakan input terhadap pengembangan basis data.
2.Pengumpulan Data : menyangkut pekerjaan mencatat, merekam, mengamati mengenai ukuran, nilai atau status obyek dari himpunan data.
3.Pengolahan Data : menyangkut pekerjaan penyimpanan, pengambilan kembali dan manipulasi data yang dilaksanakan terhadap data yang disimpan dalam pangkalan data untuk menghasilkan informasi.
4.Penyebaran Data : menyangkut penyampaian data dan atau informasi kepada para pemakai dalam bentuk tabulasi, peta, informasi dijital, dan lain-lain.
5.Penerapan Data : dilaksanakan oleh para pemakai data/informasi sewaktu melaksanakan aktivitas operasional, kontrol, perencanaan dan sebagainya.
Jenis Informasi
Dalam lingkup tugas yang diharapkan, ada dua macam sistem informasi yang dapat diidentifikasi (Maguire 1991 dalam Akbar 1995), yaitu : transaction processing system dan decision support system. Pada transaction processing system, penekanannya adalah pencatatan/recording dan ‘manipulasi’ pada setiap kegiatan. Contoh populer adalah pada kegiatan perbankan dan reservasi penerbangan. Pada decision support system, penekanannya adalah pada manipulasi, analisis, dan secara khusus pada permodelan untuk kepentingan mendukung pengambil keputusan.
Analisis
Satu hal yang membedakan dan merupakan ‘kekuatan’ utama SIG dibandingkan dengan sistem iinformasi lainnya adalah kemampuannya dalam melakukan analisis keruangan. Disamping mampu melakukan analisis keruangan SIG sering juga dimanfaatkan untuk analisis visual (biasanya untuk studi social ekonomi), analisis tematikal/topical, analisis temporal.
Analisis keruangan dalam SIG antara lain berupa : union, merge, intersect, clip, dissolve, dll Dalam pengembangannya di Indonesia, kemampuan SIG yang membedakan dengan sistem informasi lainnya ini kurang banyak terimplementasikan. Salah satu penyebabnya antara lain kurang tersedianya data yang siap diolah (peta) dan atau kurangnya sharing data, sehingga pengembangan SIG lebih banyak ke entry data yang kurang lebih akan memakan dana/tenaga 60-70%.

ARTIKEL 5

SISTEM INFORMASI UNTUK OPERASI,
MANAJEMEN, DAN KEUNTUNGAN STRATEGIS

Tujuan pembelajaran bagian ini adalah untuk memberikan pengertian tentang bagaimana sistem informasi di suatu organisasi memegang peranan dengan menganalisa (1) tugas operasi dan manajemen pendukung dari sistem informasi dan (2) peran sistem informasi dalam menolong organisasi mencapai keuntungan strategis dari para pesaingnya.

Bagian I : Sistem Informasi untuk Operasi dan Manajemen

Sistem informasi mempunyai 3 tugas utama di dalam sebuah organisasi, yaitu:
Mendukung kegiatan-kegiatan usaha
Mendukung pengambilan keputusan manajemen
Mendukung persaingan keuntungan strategis
Beberapa sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem informasi operasi atau manajemen, sementara yang lainnya menjalankan berbagai macam fungsi.

SISTEM INFORMASI

Support of
Strategic
Advantage

Support of
Management
Decision making

Support of Business Operations

Gambar 1 Tiga peran utama Sistem Informasi

Klasifikasi Operasi dan Manajemen

Sistem informasi operasi memproses data yang berasal dari dan yang digunakan dalam kegiatan usaha. Sistem ini dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu:
Transaction-processing systems (sistem proses-transaksi) mencatat dan memproses data dari transaksi bisnis, database terbaru, dan menghasilkan berbagai macam dokumen dan laporan.
Keputusan operasional yang mengontrol proses-proses secara fisik dibuat oleh process control systems (sistem pengendalian proses).
Komunikasi dan produktivitas kantor didukung oleh office automation systems (sistem otomasi kantor).

Sistem informasi manajemen menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem ini terdiri atas beberapa tipe, yaitu:
Laporan spesifikasi dan rencana awal untuk para manajer dikerjakan oleh information reporting systems (sistem pelaporan informasi).
Dukungan ad hoc dan interaktif untuk pengambilan keputusan oleh manajer dikerjakan oleh decision support systems (sistem pendukung keputusan).
Informasi kritikal untuk manajemen atas ditetapkan oleh executive information systems (sistem informasi eksekutif).

Klasifikasi lain dari sistem informasi adalah:
Nasehat pakar untuk pengambilan keputusan operasional atau manajerial ditetapkan oleh expert systems (sistem pakar) dan knowledge-based information systems (sistem informasi berbasis pengetahuan) lainnya.
Dukungan langsung dan terus untuk aplikasi operasional dan manajerial dari pengguna akhir (end users) ditetapkan oleh end user computing systems.
Aplikasi operasional dan manajerial dalam mendukung fungsi bisnis ditetapkan oleh business function information systems.
Produk dan layanan jasa yang bersaing untuk mencapai keuntungan strategis ditetapkan oleh strategic information systems.
Dalam dunia kerja nyata, sistem informasi yang digunakan merupakan kombinasi dari berbagai macam sistem informasi yang telah disebutkan di atas. Pada prakteknya, berbagai peranan tersebut diintegrasi menjadi suatu gabungan atau fungsi-silang (cross-functional) sistem informasi yang menjalankan berbagai fungsi.

OPERATIONS AND MANAGEMENT CLASSIFICATIONS OF
INFORMATION SYSTEMS

Gambar 2 Klasifikasi sistem informasi berdasarkan tujuan utamanya

Perubahan Peranan Sistem Informasi

Sampai pada tahun 1960-an, peran sistem informasi masih sederhana: memproses transaksi, menyimpan data, accounting, dan aplikasi proses data elektronik (electronic data processing) lainnya.
Pada tahun 1970-an, informasi spesifikasi awal produk yang dibuat oleh information reporting systems tidak dapat memenuhi kebutuhan pengambilan keputusan manajemen. Oleh karena itu dibuatlah konsep decision support systems (DSS). Peranan baru ini adalah menyediakan dukungan interaktif kepada manajemen untuk proses pengambilan keputusan mereka.
Pada tahun 1980-an, perkembangan yang cepat dari tenaga proses mikrokomputer, aplikasi perangkat lunak, dan jaringan telekomunikasi menimbulkan apa yang disebut dengan end user computing.
Kemudian konsep executive information systems (ESS) dibangun, dimana sistem informasi ini memberikan jalan yang mudah bagi manajemen atas untuk mendapatkan informasi kritikal yang diinginkan ketika sedang dibutuhkan.
Pengembangan dan aplikasi dari teknik kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) memberi gebrakan baru dalam sistem informasi bisnis. Sistem pakar atau expert systems (ES) dan sistem berbasis pengetahuan membuat peran baru bagi sistem informasi.
Sebuah peran baru yang penting bagi sistem informasi muncul di tahun 1980-an dan diharapkan terus berlanjut sampai ke tahun 1990-an. Peran tersebut adalah konsep peran strategis (strategic role) dari sistem informasi yang disebut strategic information systems (SIS). Pada konsep ini, sistem informasi diharapkan untuk memainkan peranan langsung dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis dari perusahaan. Hal ini memberikan tanggung jawab baru bagi sistem informasi di dalam bisnis.

Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis

Peranan sistem informasi untuk operasi bisnis adalah untuk memproses transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, dan mendukung komunikasi serta produktivitas kantor secara efisien.

Transaction Processing Systems
Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing systems). Transaction processing systems mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan/inventori. Transaction processing systems menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal. Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak, dan rekening keuangan. TPS juga memperbaharui database yang digunakan perusahaan untuk diproses lebih lanjut oleh SIM.
Process Control Systems
Sistem informasi operasi secara rutin membuat keputusan yang mengendalikan proses operasional, seperti keputusan pengendalian produksi. Hal ini melibatkan process control systems (PCS) yang keputusannya mengatur proses produksi fisik yang secara otomatis dibuat oleh komputer. Kilang minyak petroleum dan jalur perakitan (assembly lines) dari pabrik-pabrik yang otomatis menggunakan sistem ini.
Office Automation Systems
Office automation systems (OAS) mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengirim data dan informasi dalam bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh dari office automation (OA) adalah word processing, surat elektronik (electronic mail), teleconferencing, dan lain-lain.

Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen

Sistem informasi manajemen atau SIM (management information system) adalah sistem informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dan relevan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh para manajer. Konsep SIM adalah meniadakan pengembangan yang tidak efisien dan penggunaan komputer yang tidak efektif. Konsep SIM sangat penting untuk sistem informasi yang efektif dan efisien oleh karena:
Menekankan pada orientasi manajemen (management orientation) dari pemrosesan informasi pada bisnis yang bertujuan mendukung pengambilan keputusan manajemen (management decision making).
Menekankan bahwa kerangka sistem (system framework) harus digunakan untuk mengatur penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi pada bisnis harus dilihat sebagai suatu integrasi dan berhubungan, tidak sebagai proses yang berdiri sendiri.
Secara garis besar SIM terdiri dari 3 macam, yaitu (1) information reporting systems, (2) decision support systems, dan (3) executive information systems.

Information Reporting Systems
Information reporting systems (IRS) menyediakan informasi produk bagi manajerial end users untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan dari hari ke hari. Akses data IRS berisi informasi tentang operasi internal yang telah diproses sebelumnya oleh transaction processing systems. Informasi produk memberi gambaran dan laporan yang dapat dilengkapi (1) berdasarkan permintaan, (2) secara periodik, atau (3) ketika terjadi situasi pengecualian. Sebagai contoh, manajer penjualan dapat menerima laporan analisa penjualan setiap minggunya untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.
Decision Support Systems
Decision support systems (DSS) merupakan kemajuan dari information reporting systems dan transaction processing systems. DSS adalah interaktif, sistem informasi berbasis komputer yang menggunakan model keputusan dan database khusus untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi manajerial end users. Sebagai contoh, program kertas kerja elektronik memudahkan manajerial end user menerima respon secara interaktif untuk peramalan penjualan atau keuntungan.
Executive Information Systems
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan informasi strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis komputer adalah menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk informasi selektif tentang faktor-faktor kunci dalam menjalankan tujuan strategis perusahaan bagi manajemen atas. Jadi EIS harus mudah untuk dioperasikan dan dimengerti.

Expert Systems

Expert systems (sistem pakar) merupakan salah satu aplikasi artificial intelligence (AI) yang paling banyak digunakan. Expert systems (ES) adalah sistem informasi berbasis pengetahuan yang menggunakan pengetahuannya untuk bertindak sebagai konsultan ahli dalam area yang spesfik kepada pengguna. ES telah digunakan dalam berbagai bidang seperti kedokteran, teknik, ilmu fisika, dan bisnis. Sebagai contoh, ES digunakan untuk mendiagnosa penyakit, pencarian mineral, menganalisa senyawa kimia, dan perencanaan keuangan.

End User Computing Systems

End user computing (EUC) systems adalah sistem informasi berbasis komputer yang secara langsung mendukung aplikasi operasional dan manajerial oleh end users. Dalam EUC systems, end user menggunakan stasiun kerja mikrokomputer dan bermacam perangkat lunak untuk mendapatkan kembali informasi, pendukung keputusan, dan pengembangan aplikasi. Sebagai contoh, pengguna dapat megirim surat elektronik, menggerakkan model analitik, atau membangun aplikasi bisnis yang baru.

Bagian II : Sistem Informasi untuk Keuntungan Strategis

Sistem informasi dapat memainkan peran yang besar dalam mendukung tujuan strategis dari sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan dapat bertahan dan sukses dalam waktu lama jika perusahaan itu sukses membangun strategi untuk melawan kekuatan persaingan yang berupa (1) persaingan dari para pesaing yang berada di industri yang sama, (2) ancaman dari perusahaan baru, (3) ancaman dari produk pengganti, (4) kekuatan tawar-menawar dari konsumen, dan (5) kekuatan tawar-menawar dari pemasok.

Gambar 3 Lingkungan persaingan dari sebuah industri
Beberapa strategi bersaing yang dapat dibangun untuk memenangkan persaingan adalah:
Cost leadership (keunggulan biaya) – menjadi produsen produk atau jasa dengan biaya rendah.
Product differentiation (perbedaan produk) – mengembangkan cara untuk menghasilkan produk atau jasa yang berbeda dengan pesaing.
Innovation – menemukan cara baru untuk menjalankan usaha, termasuk di dalamnya pengembangan produk baru dan cara baru dalam memproduksi atau mendistribusi produk dan jasa.

Tabel 1 Kegunaan dari strategi bersaing untuk menghadapi setiap faktor persaingan

Konsumen
Pemasok
Pesaing
Pendatang baru
Pengganti
Tujuan strategi

Strategi keunggulan biaya

Strategi perbedaan

Strategi inovasi
Menarik konsumen baru dan mengikat konsumen sekarang dengan switching costs.

Menawarkan harga yang lebih murah.

Menyediakan kualitas lebih baik.

Menyediakan produk baru.
Mengikat pemasok dengan switching costs.

Menolong pemasok menurunkan biaya.

Menolong pemasok meningkatkan pelayanan.

Menyediakan layanan pasokan yang unik.
Menghalau pesaing dengan mengikat konsumen dan pemasok.

Memiliki harga yang lebih rendah dari pesaing.

Merebut persaingan dengan fitur yang unik.

Menyediakan produk dan jasa yang berbeda.
Membuat rintangan untuk memasuki industri.

Membuat investasi baru tidak menarik.

Mempersulit masuknya produk baru.

Memasuki bisnis pendatang baru yang potensial.
Membuat produk pengganti menjadi tidak menarik.

Membuat penggantian secara ekonomi tidak mungkin.

Menyediakan fitur yang ada di produk pengganti.

Memproduksi produk pengganti.

Peran Strategis untuk Sistem Informasi

Sistem informasi manajemen (SIM) dapat menolong perusahaan untuk (1) meningkatkan efisiensi operasional, (2) memperkenalkan inovasi dalam bisnis, dan (3) membangun sumber-sumber informasi strategis.

1.Meningkatkan efisiensi operasional
Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya (low-cost leadership).

Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar.
Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.

2.Memperkenalkan inovasi dalam bisnis
Penggunaan ATM (automated teller machine) dalam perbankan merupakan contoh yang baik dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung beberapa tahun.

Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran (switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal ini adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan segan utnuk menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.

3.Membangun sumber-sumber informasi strategis
Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users.

Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis (strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen.

Tabel 2 Potensi strategi dari sistem informasi

Peran Strategis sistem informasi
Hasil potensial dari penggunaan strategi sistem informasi
Meningkatkan efisiensi operasional

Memperkenalkan inovasi bisnis

Membangun sumber informasi strategis
Meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya operasi.

Produk atau jasa baru.

Informasi strategis database.
Meningkatkan kualitas dan fitur produk serta jasa.

Pasar dan usaha baru, pengaturan usaha.

Sumber teknologi informasi strategis dan kapabilitas.
Meningkatkan proses operasional dan lingkungan kerja.

Produksi, distribusi, atau proses lain yang baru.

Sistem Informasi dan Rantai Nilai (Value Chain)

Konsep dasar lain yang juga penting dalam mengidentifikasi sistem informasi disebut rantai nilai (value chain). Konsep ini memandang perusahaan sebagai sebuah “rantai” dari aktivitas dasar yang menambah nilai suatu produk atau jasa, sehingga memperluas batas dari nilai tersebut.
Konsep rantai nilai ini dapat membantu manajer dalam memutuskan dimana dan bagaimana menggunakan kemampuan strategis dari teknologi sistem informasi. Jadi sistem informasi dapat digunakan untuk aktivitas bisnis secara spesifik yang membantu perusahaan memperoleh keuntungan strategis di pasar.

Sistem Informasi Strategis dan End User Manajerial

Fungsi dari sistem informasi tidak lagi hanya memproses transaksi, penyedia informasi, atau alat untuk pengambilan keputusan. Sekarang sistem informasi dapat berfungsi untuk menolong end user manajerial membangun senjata yang menggunakan teknologi sistem informasi untuk menghadapi tantangan dari persaingan yang ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi strategis menyajikan end users manajerial dengan tantangan manajerial yang besar.

ARTIKEL 6
Resiko Sistem Informasi
tAnalisa Resiko Sistem Informasi Secara Kuantitatif
Quantitative Risk Analysis
Penerapan teknologi informasi untuk mendukung operasional sebuah organisasi atau perusahaan memberi dampak yang sangat besar terhadap kinerja organisasi. Semakin besar ketergantungan suatu organisasi semakin besar pula kerugian yang akan dihadapi organisasi tersebut bila terjadi kegagalan sistem informasinya. Bentuk kegagalan fungsi sistem informasi ini dapat beraneka ragam, mulai dari kegagalan kelistrikan, serangan hacker, virus, pencurian data, denial of services (DOS), bencana alam hingga serangan teroris.

Perkembangan ini melahirkan beberapa metodologi untuk mengidentifikasi resiko kemungkinan kerusakan sistem informasi yang mungkin terjadi, memprediksi besarnya kerugian yang mungkin terjadi dan pada akhirnya analisa tersebut dapat digunakan untuk membangun strategi penanganan terhadap resiko-resiko yang dihadapi. Salah satu analisa resiko yang dapat digunakan adalah analisa resiko kuantitatif.
Secara umum terdapat dua metodologi analisa resiko (Risk Analysis), yaitu
1.Kuantitatif; Analisa berdasarkan angka-angka nyata (nilai finansial) terhadap biaya pembangunan keamanan dan besarnya kerugian yang terjadi.
2.Kualitatif; sebuah analisa yang menentukan resiko tantangan organisasi dimana penilaian tersebut dilakukan berdasarkan intuisi, tingkat keahlian dalam menilai jumlah resiko yang mungkin terjadi dan potensi kerusakannya.
Analisa Resiko Secara Kuntitatif (Risk Analysis Quntitative)
Analisa resiko secara kuantitatif adalah salah satu metode untuk mengidentifikasi resiko kemungkinan kerusakan atau kegagalan sistem informasi dan memprediksi besarnya kerugian. Analisa dilakukan berdasarkan pada formula-formula matematis yang dihubungkan dengan nilai-nilai finansial. Hasil analisa dapat digunakan untuk mengambil langkah-langkah strategis mengatasi resiko yang teridentifikasi.
Tahap-tahap Analisa Resiko Kuntitatif
Menentukan nilai informasi dan asset baik secara tangible dan intangibel.
Menetukan estimasi kerugian untuk setiap resiko yang teridentifikasi.
Melakukan analisa tantangan/resiko.
Derive the overall loss potential per risk.
Memilih langkah-langkah atau strategi penanganan (Safeguards) untuk setiap resiko.
Menentukan aksi untuk merespon resiko yang ada(e.g. mitigation, avoidance, acceptance).

ARTIKEL 7

Membangun Aplikasi Menggunakan Qt Designer dengan Database PostgreSQL/MySQL
Book Category : Database

Author: Herry Suharto, Soesilo Wijono
ISBN 979-763-145-1
16 x 23cm, 395 hlm.
Cetakan I, 2006
Harga awal: Rp.59900

Buku ini mencoba menjelaskan secara tutorial berbagai aspek pemrograman database GUI dengan Qt Designer di dalam sistem GNU/Linux disertai contoh-contoh program.Qt Designer memungkinkan kita untuk dapat membuat aplikasi database berbasiskan GUI (Graphical User Interface), event-driven, dan object-oriented. Salah satu pilihan terbaik aplikasi database GUI di dalam Linux saat ini adalah dengan memakai toolkit Qt.

Sistem server database RDBMS yang menjadi target dalam buku ini adalah PostgreSQL dan MySQL. Meskipun demikian, sembarang sistem database SQL-based dapat dipakai dengan logika pemrograman yang sama. Bahkan pemakaim database non-SQL juga dapat memakai buku ini, yaitu dengan memakai driver ODBC dan sedikit modifikasi dalam program.

Qt Designer yang dipakai adalah free edition. Keempat perrequisites(GNU/Linux, Qt Designer, PostgreSQL, atau MySQL) bebas biaya lisensi.Jadi, sistem aplikasi database GUI yang dijelaskan dalam buku ini akan dapat memangkas biaya perangkat lunak IT menjadi hampir nol persen. Contoh program yang dibuat dalam buku ini, secara keseluruhan, adalah sebuah aplikasi sederhana point-of-sale.

Selengkapnya, buku ini membahas :
• Instalasi Software dan Driver
• Koneksi ke Server Database
• Akses ke Server Database Melalui Program
• Macam-macam Metode untuk Mengakses dan Menampilkan Tabel GUI
• Privileges untuk Menentukan Hak Pakai Setiap User

ARTIKEL 8
E-BUSSINESS INTELLIGENT

Menembus batas System Pemasaran dan Bisnis-Online dengan menggunakan Sentral Shop.
Sentral Shop merupakan sebuah Rancangan Web Ecommerce Pintar dan sekaligus sebagai Bussiness Intelligent yang sangat cocok digunakan untuk memulai, menjalankan, mengembangkan, dan mengontrol Bisnis anda.
Dengan dukungan fitur-fiturnya yang komplek, anda dapat dengan mudah mengembangkan dan mengelola Bisnis-online anda hanya lewat sebuah Control Panel saja yang telah Kami sediakan.
Anda dengan mudah dapat mengupdate sendiri Produk-produk anda, gambar, maupun harganya, sehingga informasi dan produk terbaru anda dapat segera diketahui Pelanggan anda.

ARTIKEL 9
e-Banking BRI Gunakan 3.800 Komputer HP

Sumber : detikcom
Untuk memberikan layanan e-bankin bagi para pelanggannya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) akan memasang 3.800 unit Personal Computer (PC) buatan Hewlett-Packard (HP) di kantor-kantor unit di seluruh Indonesia. Demikian diungkapkan Country Manager HP Indonesia, Andreas Diantoro kepada detikcom, Jumat (22/6).
“Platform Microsoft akan digunakan untuk menjembatani sistem back end perbankan dengan semua PC klien yang digunakan oleh BRI. Untuk tahap pertama kami telah menyiapkan sebanyak 440 PC untuk e-Banking ini,” ujar Andreas.
Selain produk PC, HP juga menyiapkan server untuk server farm e-Banking BRI. Server-server yang digunakan adalah model-model LH 3000, LH 6000, LXR 8500 dan LP 2000 R yang berbasis Intel Pentium Xeon maupun Pentium III.
“BRI, merupakan salah satu bank pemerintah Indonesia yang kini mulai membangun suatu sistem informasi yang up to date dalam meningkatkan pelayanan perbankan bagi nasabahnya di seluruh Nusantara,” tambah Andreas.
Menurut Dirut BRI, Rudjito, pemilihan vendor komputer untuk BRI berdasarkan pada reputasi dan keandalan produk yang teruji, kemampuan dalam menyediakan produk dalam waktu yang sangat singkat serta kesiapan dalam melakukan setiap desain yang dibutuhkan.
“HP saat ini memang telah memiliki jaringan dukungan teknis yang sangat luas di seluruh Indonesia. Jaringan dukungan HP yang demikian luas ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan BRI yang mempunyai jangkauan operasi sampai ke daerah terpencil di Indonesia,” ujar Marketing Communication Manager Business Customer Sales Organisation HP Indonesia, Fanny Suwarni.

ARTIKEL 10
e-Banking

Onno W. Purbo

Dalam tulisan ini, saya ingin membahas beberapa kemungkinan di dunia perbankan yang mungkin dikembangkan lebih lanjut dengan perkembangan ekonomi yang mulai banyak berbasis pada teknologi informasi. Tentunya di luar hal-hal yang sudah umum di dunia perbankan saat ini, seperti infrastruktur ATM bersama dll. Secara umum akan ada dua (2) hal besar di dunia perbankan yang dapat terasa manfaatnya,

4.Interaksi di sisi customer / client.
5.Beberapa isu interaksi / clearing antar Bank.

Hal yang paling kritis dalam aplikasi keuangan / perbankan terutama adalah masalah security. Kegagalan sisi keamanan jaringan akan dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi industri perbankan. Secara umum arsitektur keamanan jaringan sebetulnya cukup kompleks. Untuk melihat tingkat kompleksitas teknologi keamanan jaringan, dapat dilihat dengan seksama berbagai komponen keamanan jaringan pada gambar terlampir.

Secara umum ada empat (4) aspek keamanan jaringan, yaitu:
Penetration testing
Certificate Authority / PKI
Vulnerability Testing
Managed Security Services

Masing-masing aspek akan mencakup yang yang cukup kompleks, misalnya, aspek Penetration Testing meliputi Active Content Monitoring / Filtering, Intrusion Detection – Host Based, Firewall, Intrusion Detection – Network Based, Authorization, Air Gap Technology, Network Authentication, Security Appliances. Aspek Certificate Authority / Public Key Infrastructure meliputi hal Certificate Authority, File & Session Encryption, VPN & Cryptographic Communications, Secure Web Servers, Single Sign On, Web Application Security. Tentunya merupakan cabang ilmu tersendiri untuk menjamin sebuah infrastruktur yang sangat aman. Saran bagi pembaca yang ingin mendalami lebih lanjut, sangat di sarankan untuk membaca-baca http://www.sans.org dan http://rr.sans.org. Bagi pembaca yang ingin melihat bagaimana teknik-teknik hacking yang terbaru mungkin ada baiknya membaca http://packetstormsecurity.org. Mohon berhati-hati dalam mendalami ilmu keamanan jaringan jangan sampai terbakar sendiri.

Sebagian besar dari teknologi keamanan jaringan sebetulnya tersedia secara terbuka (open source). Misalnya untuk certicicate authority / PKI saya biasanya menggunakan openSSL; Untuk secure web transaction biasanya digunakan standard secure HTTP (https); untuk membangun Virtual Private Network antar bank biasanya digunakan Free Secure Wide Area Network (FreeSWAN). Semua biasanya tersedia di berbagai distribusi Linux.

Dengan menguasai teknik keamanan jaringan dan mampu membuat aman-nya jaringan maka bukan mustahil kita dapat lebih mengeffisienkan infrastruktur backoffice industri perbankan. Bukan mustahil kita dapat menggunakan infrastruktur yang berbasis Internet dan IntraNet sebagai backbone infrastruktur per bankan. Terutama untuk menjangkau bank-bank cabang atau bank bergerak di daerah urban, sub-urban bahkan daerah rural dan remote jika di inginkan.

Yang akan menjadi lebih seru lagi adalah jika clearning antar Bank yang biasanya dilakukan melalui Bank Indonesia dapat dikembangkan secara online. Setahu saya hal ini sedang terjadi di Bank Indonesia. Yang tentunya akan menjadi tantangan yang lumayan membuat kepala pusing para pimpinan Bank yang biasanya mempunyai background non-teknik. Dengan semakin effisien-nya mekanisme clearning, maka jumlah transaksi akan dapat berlipat ganda dalam waktu yang jauh lebih singkat.

Di sisi pelanggan / pengguna jasa Bank, perkembangan teknologi tidak kalah menarik. Secara umum ada dua (2) teknologi yang menjadi basis interaksi dunia perbankan dengan pelanggannya agar dapat dilakukan transaksi secara on-line dan transaksional, yaitu,

Selular Telepon.
Internet

Secara umum telepon selular menjadi lebih menarik karena jumlah pelanggan yang lebih dari 10 juta pelanggan, sedang Internet hanya sekitar 4 juta saja. Bahkan berdasarkan berita di http://www.cellular-news.com, menurut CSFB, Indonesia termasuk yang mempunyai potensi yang sangat besar, rangking ke dua di Asia Pacific bagi pertumbuhan pengguna selular dengan tambahan sekitar 2.14 pelanggan di akhir tahun 2002 yang lalu. Tentunya akan bertambah seru lagi dengan semakin banyaknya operator yang menggelar infrastruktur selular.

Internet banking, melalui web dan e-mail, dapat menjadi fasilitas transaksi terutama untuk corporate customer karena pada hari ini cukup banyak kantor yang sudah on-line 24 jam ke Internet. Teknologi keamanan jaringan yang di jelaskan di atas juga telah cukup mapan, terutama jika digunakan enkripsi dengan panjang kunci 128 bit pada akses web bertumpu pada teknologi OpenSSL; 1024 bit pada transaksi e-mail bertumpu pada teknologi GnuPG di tambah teknologi One Time Password, seperti BCA-key di BCA, cukup handal untuk menjamin keamanan transaksi. Seperti hal-nya corporate banking lainnya sangat di untungkan karena transaksi yang diproses tidak banyak tapi mengalirkan uang dengan berjumlah sangat besar. Transaksi jenis ini justrun yang paling menguntungkan untuk dunia perbankan karena termasuk kategori transaksi Business To Business (B2B).

Berbeda dengan InterNet Banking, pada end-user atau customer biasa, aplikasi yang jelas-jelas akan menjangkau banyak massa adalah Short Message Services (SMS) yang jelas akan menjangkau banyak sekali pelanggan. Salah satu keuntungan dengan adanya teknologi selular bagi dunia pelanggan adalah sistem authentikasi yang sudah built-in dalam infrastruktur telepon selular. Authentikasi akan sangat memudahkan bagi dunia perbankan untuk melakukan mapping antara pelanggan / client antara dunia perbankan dengan dunia selular melalui nomor telepon dan nomor account.

Ada cukup banyak forum open standar untuk transaksi SMS, MMS, WAP yang menstandarisasi teknologi messaging antar pengguna selular telepon, diantaranya adalah http://www.openmobilealliance.org, http://www.smsforum.net dan http://www.nowsms.com. Bagi mereka yang ingin membuat sendiri gateway WAP dan SMS menggunakan solusi open source yang terbuka dapat berexperimen dan mencobanya dari http://www.kannel.org.

Adanya Internet Banking dan Mobile Banking akan menjadi lebih semarak lagi, jika saja ada kerjasama yang cukup erat antara dunia perbankan, operator selular, operator Internet dengan berbagai service provider, software house untuk mengembangkan aplikasi yang lebih terintegrasi dari berbagai layanan. Contoh sederhana, memberikan informasi perbankan, apakah itu kurs valuta asing, bunga bank, proses peminjaman uang, bunga deposit dll melalui SMS, e-mail, Web.

Pada tingkat yang lebih kompleks mendukung transaksi pembelian barang, penjualan barang dengan transaksi keuangan melalui SMS, tidak hanya tergantung pada mekanisme kartu debet atau kartu kredit yang biasa. Barangkali ini merupakan perkembangan menuju mobile commerce. Tentunya dibutuhkan service provider atau software house yang mampu membangun payment gateway terutama melalui SMS antara bank, penjual dan pembeli. Terutama karena mobile commerce termasuk kategori transaksi business to customer (B2C).


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------



SIG, Sistem Informasi Bantu Pecahkan Soal Kewilayahan

BANDUNG, (PR).-
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographical Information System, adalah sistem informasi yang memiliki ciri khusus. Yakni dapat menangani data dan/atau informasi, yang terkait dengan spasial (kewilayahan) yang disebut data geospasial. Sistem ini akan sangat diperlukan sebagai media pengumpul data potensi kewilayahan, berkenaan dengan diberlakukannya otonomi daerah.

Namun persoalannya, apakah sudah tersedia sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengerjakan pendataan melalui sistem komputerisasi tersebut. Itulah sejumlah persoalan yang mengemuka pada seminar “Sistem Teknologi Informasi dalam Peranan Geografi” yang diselenggarakan Jurusan Geografi, FKIP, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), belum lama ini di Bandung.

Menurut Dr. Ir. D. Muhally Hakim, M.Sc dari Departemen Teknik Geodesi ITB, informasi adalah data dan fakta yang diorganisasikan dan dapat memberi arti. Lewat perkembangan teknologi digital dan teknologi komunikasi, pengumpulan, pemrosesan, dan penyebarluasan data/informasi saat ini dilakukan secara digital, dengan memanfaatkan komputer dan teknologi informasi yang juga berbasis digital.

Sebagai ilmu pengetahuan maupun teknologi, lanjut Muhally, perkembangan sistem informasi ini ditandai dengan dikembangkannya sistem basis data, sebagai salah satu basis dari suatu bentuk sistem informasi. Dalam sistem informasi, dunia nyata (real world) diabstraksi (di-sampling) menjadi sekelompok (set) data kasar. Data ini diolah dengan menggunakan berbagai fungsi, untuk kemudian disampaikan ke para pengguna (user) sebagai informasi yang sesuai dengan yang diinginkan.

Untuk sistem informasi yang memunculkan secara eksplisit aspek geospasial, dikembangkan apa yang dikenal dengan Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographical Information System (GIS). “Untuk sistem ini, peta-peta yang ada atau yang akan dibuat harus dikonversi terlebih dulu ke sistem digital.

Hal ini, katanya, tidak bisa dalam sistem konvensional yan gberbentuk peta cetak. Sistem peta digital ini akan menjadi basis dari SIG dalam bentuk yang dikenal orang sebagai basis data geospasial digital. Atau disebut peta (data) geospasial digital,” papar Muhally.

Lakukan simulasi

Berbagai komponen SIG meliputi data, sumber daya manusia sebagai pelaksana, perangkat lunak, perangkat keras, dan tata cara (prosedural). Kelima komponen ini, saling terkait satu sama lainnya dalam melakukan pendataan SIG. Sedangkan kemampuan operasional SIG yang utama menyangkut, information retrieval, pemodelan topologis, jaringan (network), overlay, dan luaran (out put).

“Untuk jaringan (network) misalnya, SIG dapat mengetahui bagaimana dan berapa lama sebuah pabrik membuang limbah kimia polutannya secara langsung ataupun tidak langsung ke sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). Sebab SIG dapat melakukan simulasi rute dari material (polutan), yang ada di DAS tersebut,” papar Muhally.

Menyangkut kegunaan SIG lainyan, Muhally memaparkan, SIG banyak dipilih orang terutama di negara-negara maju sebagai tool, untuk membantu memecahkan berbagai masalah yang terkait dengan kewilayahan dalam sistem pemodelan geospasial yang ditujukan untuk menunjang pengambilan keputusan.

Dalam aplikasinya, SIG dimanfaatkan untuk penelitian ilmiah, pengembangan sumber daya daerah pada berbagai level administratif, ekonomi, dan bisnis, bidang hukum, dan juga militer yang berkaitan dengan sistem perang modern.

Misalnya, kata Muhally, SIG dapat dipergunakan dalam penanggulangan bencana alam. Untuk menghitung dengan mudah emergency response times pada suatu bencana alam yang terjadi. SIG juga dapat digunakan untuk mencari lahan basah yang patut dilindungi dari polusi. Dengan SIG dapat dicari lokasi (site location) yang paling cocok untuk pembukaan lahan baru pertanian/perkebunan, mencari pengembangan lahan bisnis dan industri, dll.

“Meski SIG merupakan a multidisiclinary filed with no single home, tetapi peran ilmu geografi tetap besar. Khusus untuk jurusan geografi, terbuka pilihan berperan sebagai apa dalam kaitan dengan SIG ini,” ujar Muhally. (B-38)***


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------




Trend Sistem Informasi Industri Perbankan



Trend Produk

Saat ini bank ritel di Indonesia memiliki produk dan layanan:
Tabungan
Deposito
Giro
Kartu Debit
Kartu Kredit
Perdagangan Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance)


Trend Transaksi

Jenis transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit, Kartu Kredit yang memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access Transaction umumnya di Cashier yang berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat perbelanjaan.

Sebagai gambaran BCA dengan 750 kantor online-nya, dilengkapi 2.100 ATM yang mempunyai fungsionalitas memadai, dapat menghandle dengan baik 8,2 juta nasabahnya.

Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta. Dari jumlah transksi tersebut rata-rata 821.000 transaski dilakukan melalui ATM, dengan kata lain tingkat pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan transaksi lainnya yang sudah lazim dilakukan meliputi:
Mengecek saldo
Fasilitas Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai
Fasilitas untuk menerima Pembayaran (speed collect)
Pembukaan dan pengecekan L/C

Layanan On Line Banking

Seperti ungkapan futurolog teknologi Nicholas Negroponte; bahwa dunia makin lama makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan transaksi bisnis dan kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke pemanfaatan komputer on-line.

Dipicu oleh perkembangan Internet, makin meningkatnya kemampuan hardware dan software dengan kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank akan berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line banking.

Saat ini standar layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase Manhattan Bank, Bank Of America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja menyediakan transakasi real-time, namun banyak lagi produk layanan berbasis on-line seperti:
Packet S/W (Windows) gratis dan tak terbatas sebagai antisipasi memenangkan persaingan teller-less.
Packet software keuangan (Quicken, MoneyOne, BankNow)
Packet Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang tentunya sangat dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya.

Kesemua software bantuan tadi dapat diakses, berkat tersedianya portal khusus yang dimiliki oleh setiap Bank.


Ketersediaan Teknologi dan Dampaknya

Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah ke konvergensi dan dipicu oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan lompatan teknologi Telematika.

Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis, tidak terkecuali industri perbankan. Tuntutan keragaman, kemudahan, kecepatan dan harga jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.

Bagi sektor perbankan yang sangat mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi serta layanan berkualitas, perlu menata ulang bisnisnya dengan mencermati ketersediaan inovasi teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan pertumbuhan bisnisnya.

Berikut diuraikan teknologi dan dampaknya bagi perbankan

A. Internet

Merupakan jaringan media informasi global untuk umum berkecepatan tinggi, yang menghubungkan setiap PC dengan PC lain melalui modem.

Manajemen operasinya diatur melalui Penyedia Jasa Internet (ISP) yang terhubung dengan International Internet Gateway, sehingga setiap individu dengan PC yang dilengkapi modem dapat berkomunikasi, bertukar informasi atau hanya sebatas mencari informasi keseluruh belahan dunia.

B. Intranet

Jaringan komunikasi intuk keperluan internal, yang mampu membuat sesama karyawan dapat bertukar informasi dan bertukar pengetahuan ataupun media penyampaian informasi kebijakan perusahaan pengganti majalah, bulletin di internal perusahaannya (private network).
C. Extranet

Jaringan komunikasi yang dibangun dari saru perusahaan ke perusahaan lainnya untuk saling bertukar informasi, bertransaski dari dan ke supllier, pelanggan dan pelaku bisnis lainnya.
D. World Wide Web (www)

Entitas yang paling cepat tumbuh dalam fasilitas Internet, yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dalam membuka atau mengirim informasi melalui saluran/ links “hypertext”.

Dengan entitas ini memudahkan setiap komputer yang terhubung ke Web secara cepat mendapat akses informasi umum dari setiap komputer lainnya di Internet, walaupun jumlah informasinya banyak atau dari tempat yang jauh.
E. e- commerce

Merupakan aplikasi perdagangan yang memanfaatkan fasilitas Internet, yang menjadikan setiap individu/ perusahaan dapat secara langsung tersambung secara digital ke perusahaan/individu lainnya untuk melakakukan transaksi bisnis.

Pemanfaatannya saat ini dapat dikategorikan dalam:

1. Business to Business

2. Business to Customers

Agar keduabelah pihak dapat bertransaksi secara langsung, terlebih dahulu harus dibangun 2 sistem yang terintegrasi:

1. Interactive order entry and processing

Menjamin tersedianya fasilitas bertransaksi mulai, Informasi produk dan specifikasinya (e-marketplace), Pemesanan (Placing Order), Order Processing sampai pemenuhan Order (e-fulfillment)

2. On-line payment

Fasilitas internet yang memungkinkan pembayaran dilakukan secara on-line antara pembeli ke Bank atau Credit Card, setelah proses order terpenuhi persyaratannya (e-fulfillment).

Fasilitas ini menggantikan proses dagang konvensional seperti : pesan lewat Fax, e-mail, pembayaran dengan L/C sampai monitoring kelengkapan dokumennya.
F. e- retail

Forrester Research, November 2000 mengatakan, penjualan ritel melalui internet akan mencapai USD 92 juta pada 2001. Hal ini membuktikan jalur internet telah memantapkan diri sebagai perantara penjualan dengan pertumbuhan tercepat.

Umumnya kegiatan e-retail meliputi:

a. Pengembangan model bisnis

b. Disain situs WEB

c. Pengembangan dan manajemen kontent

d. Kemitraan dan aliansi

e. Akusisi pelanggan

f. Desain rantai persediaan

g. Model pemenuhan pelanggan (e-fulfillment)

h. Rencana skalabilitas

i. Integrasi dan eksekusi balik layar (back end)

j. Cara mempertahankan pelanggan

k. Ekonomi jangka panjang

Beberapa hal perbedaan e-retail dengan retail konvensional :
Kecepatan menanggapi: Lebih cepat menerima dan memproses pesanan.
Akses pelanggan terhadap informasi: Semakin ekstensif dan selalu up-to-date
Area jual beli yang selalu berubah: pperkenalkan produk baru berdasarkan permintaan konsumen, bukan siklus perkembangan produk
Kemantapan eksekusi: selain kesediaan produk dan kemudahan pembayaran, konsumen juga menuntut kecepatan pengiriman produk.

Ada 5 (lima) kunci pokok untuk mencapai sinkronisasi supply chain, yaitu:
Kesempurnaan operasional: Perencanaan pengantaran dan menerapkan konsekuensi perubahan atas upaya mengimplementasi kerangak peningkatan kinerja.
Terobosan dengan memanfaatkan web, untuk pengurangan berlipat ganda biaya dari tiap proses.
Menciptakan kerjasama baru
Mengolola kompleksitas dalam waktu seketika
Mengoptimalisasi hal-hal tak terduga
Tercapainya kelima kekuatan diatas akan sangat membantu dalam mengimplementasikan strategi rantai persediaan, antara lain menyegmentasi berdasarkan kebutuhan pelanggan dan merencanakan sesuai kondisi pasar serta menyesuaikan jaringan logistik agar mencapai kesempurnaan e-retailing.

G. e- government

Sistem informasi pemerintahan yang berbasis web dan internet protocol untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada warganya secara cepat dan murah. Contoh aplikasinya meliputi : KTP, Pajak, Fiskal dan SIM on-line.
H. e- resourches

Suatu bentuk Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Pendapatan Bagi Hasil Eksplorasi Sumber Daya Alam (SDA) yang saat ini masih diimplementasikan dibidang kelautan, dimana Pemerintah selaku pemegang hak pengelolaan membuat situs Internet tentang seluruh kandungan kekayaan alam, kebijakan ekploitasi, pola bagi hasil dan tatacara pembayarannya.

Pendapatan bagi hasil dengan investor yang mengeksploitasi SDA tersebut dikelola secara on-line ke Bank.

I. LAN –sharing

Merupakan teknologi peng-optimalasasian jaringan sehingga dapat digunakan bersama-sama baik dalam Bank serempak dengan LAN Nasabah, dengan pembatasan-pembatasan penggunaan fungsi, akses datanya dan menjamin keamanan data base masing-masing pengguna.
J. Portal

Pintu gerbang bagi pengguna Internet, sehingga memungkinkan untuk pencarian, bertukar informasi, memperoleh informasi tertentu secara up to date hingga melaksanakan transasksi berbasis web (e-commerce, dsb)

Kesepuluh inovasi teknologi telematika di atas merupakan satu kesatuan yang saling terintegrasi dan berdampak langsung terhadap pola bisnis dan persaingan.

Perusahaan-perusahaan yang adaptif dalam memanfaatkan kesepuluh teknologi di atas bukan hanya mencapai efisiensi usaha, namun juga mendapatkan banyak manfaat dalam menata ulang usaha dan menyusun skenario pertumbuhannya, sampai dimanfaatkan sebagai alat strategis untuk membangun berbagai keunggulan dalam memenangkan persaingan yang cenderung semakin terbuka dan meng-global.

Tabel di bawah menunjukkan bagaimana kerangka rumusan solusi yang langsung berpengaruh terhadap pola bisnis dan implementasi solusi bagi perusahaan.

Tidak ada komentar: